Pernah dengar tentang White Lipped Python atau Simalia albertisii? Ular ini terkenal karena bibir putih mengilap dan tubuh yang berkilau seperti logam. Meskipun terlihat garang, banyak pecinta reptil yang tertarik memeliharanya karena keindahannya yang luar biasa. Mari kita bahas secara lengkap, dari asal-usul sampai keunikannya!
White Lipped Python berasal dari kawasan tropis Papua dan Papua Nugini. Mereka tersebar luas di:
Habitat favoritnya meliputi:
Mereka lebih aktif di malam hari (nokturnal) dan termasuk semi-arboreal, yang artinya kadang memanjat pohon tapi lebih sering berada di tanah.
Karakteristik | Penjelasan |
---|---|
Panjang tubuh | 2–3 meter (jantan cenderung lebih kecil) |
Berat | Rata-rata 7–15 kg |
Warna tubuh | Keemasan kehitaman dengan efek mengilap metalik |
Ciri khas | Bibir putih cerah kontras dengan warna tubuh |
Umur | Bisa mencapai 20 tahun dalam penangkaran |
Mata | Tajam, warna merah atau oranye terang |
Warna tubuh ular ini adalah salah satu daya tarik utamanya. Saat terkena cahaya, sisiknya bisa menampilkan warna-warna metalik seperti emas, perunggu, bahkan ungu. Hal ini disebabkan oleh struktur mikroskopik pada sisik yang memantulkan cahaya—fenomena ini disebut iridesensi. Bibir putih yang mencolok memberikan kontras luar biasa terhadap tubuh yang gelap, menciptakan penampilan eksotis yang sangat memikat, terutama di dunia herpetofauna.
White Lipped Python dikenal aktif, gesit, dan cukup defensif—terutama saat masih muda.
White Lipped Python adalah pemburu nokturnal yang memakan tikus, kelinci kecil, burung, bahkan kadang reptil kecil.
Elemen | Kebutuhan Minimum |
---|---|
Ukuran kandang | 120 x 60 x 60 cm (untuk dewasa) |
Suhu siang | 28–32°C |
Suhu malam | 24–26°C |
Kelembapan | 60–80% |
Substrat | Cocopeat, serutan kayu, moss |
Fasilitas | Tempat sembunyi, basking spot, wadah air besar |
Warna putih mencolok di bagian bibir menciptakan tampilan yang unik dan dramatis. Jarang ditemukan pada spesies ular lain.
Efek iridesen di seluruh tubuh memantulkan warna ungu, hijau, hingga keemasan—mirip efek pelangi di permukaan minyak.
Ular ini suka menjelajah dan sangat responsif. Bagi penyuka tantangan, mereka sangat menyenangkan untuk diamati dan dipelajari.
Tidak banyak variasi hasil penangkaran (morph), sehingga warna aslinya tetap dominan. Ini justru membuatnya lebih bernilai di kalangan kolektor ular alami (wildtype enthusiasts).
Kategori | Perkiraan Harga |
---|---|
Anakan lokal (Papua) | Rp 2.500.000 – Rp 4.500.000 |
Dewasa lokal | Rp 5.000.000 – Rp 7.000.000 |
Import (Papua Nugini, farm) | Rp 10.000.000 ke atas |
Pastikan membeli dari penangkar legal yang memiliki izin resmi dan sertifikat kesehatan. Jangan pernah membeli ular hasil tangkapan liar, karena selain ilegal dan tidak etis, ular hasil tangkapan liar lebih sulit dijinakkan dan rentan stres.